Sabtu, 30 Oktober 2010

Pengorbanan Yesus Kristus

Sejak kejatuhan Adam dan Hawa maka tidak ada seorangpun yang tidak hilang kemuliaan Allah (luput dari berbuat dosa).

Roh Kudus

 

Kamis, 21 Oktober 2010

Tips Menghadapi Masalah


Sebagai manusia kita memang sering diperhadapkan dengan barbagai masalah kehidupan, itu memang sebuah resiko yang harus kita jalani bersama. Tidak ada seorangpun manusia didunia hidup tanpa masalah. Masalah-masalah yang kita hadapi bisa membuat kita jatuh atau bertumbuh, tergantung dari bagaimana cara kita menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka. Mereka lebih memilih untuk bertindak bodoh dan membenci masalah-masalah mereka daripada menghadapi dan merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapat dari masalah-masalah tersebut.

Tips Menghadapi Stress

Kebanyakan dari kita mempunyai cara sendiri-sendiri dalam menghadapi stres. Tentunya reaksi kita bergantung pada kebudayaan, latar belakang keluarga, pengalaman masa lalu, dan kepribadian kita masing- masing. Ada orang-orang yang mencoba melupakan stres, menganggap seolah-olah tidak ada, dan melanjutkan hidup secara normal. Tetapi banyak juga yang dengan jujur mengakui adanya tekanan-tekanan hidup yang mereka rasakan, dan mencoba mengatasinya dengan mengutarakan isi hati kepada teman-teman yang dapat dipercaya, menangis (yang dapat melepaskan sebagian dari ketegangan), atau dengan mencari jalan lain untuk melupakan problemanya untuk sementara waktu.

Selasa, 19 Oktober 2010

Mitos Kesuksesan

Kita sering terjebak dengan anggapan-anggapan keliru atau mitos tentang kesuksesan. Banyak orang berdalih bahwa dia tidak bisa sukses karena tidak memiliki modal, tidak berbakat, tidak mendapatkan peluang, dan tidak memiliki pengethauan (skill). Sesungguhnya empat hal tersebut hanyalah mitos kesuksesan yang perlu kita cermati algi. Kenyataannya kesuksesan lebih ditentukan oleh perjuangan kita, dibandingkan oleh modal, bakat, talenta, maupun pengetahuan.

Senin, 18 Oktober 2010

Istirahat

Pernah merasakan ketika flu atau bahkan sariawan sekalipun tapi harus tetap masuk kerja ? sering kali yang terjadi adalah kita akan sulit berkonsentrasi. Bukan hanya itu, ada juga orang yang jika kondisi fisiknya tidak fit maka ia jadi mudah tersinggung. Ada pula yang mengatakan flu membuat dirinya jadi mudah lupa, ya menjaga kesehatan sangat penting untukkita dapat melakukan aktivitas pekerjaan dengan baik.

Kisah Sukses, Kisah Gagal

Bila kita renungkan, hampir setiap manusia pernah mengalami kegagalan. "Jangan berhenti karena kelelahan, berhenting jika anda telah selesai". Ya, kegagalan hendaknya jangan menjadi alasan untuk kita berhenti untuk melakukan dan mencoba sesuatu. Kita tahu ada begitu banyak kisah sukses pasti diawal dengan kegagalan.


Kotak Pos Surat untuk Tuhan, hanya sampai di Tembok Ratapan,???

Seorang hamba biasanya berkomunikasi dengan Tuhannya melalui doa. Namun kantor pos Yerusalem sudah mempunyai sebuah terobosan. Manusia dapat menyurati Sang Pencipta.

Kantor pos di kota suci tiga agama – Islam, Yahudi, dan Nasrani – itu membuka kotak pos bagi Tuhan. Hanya dengan menuliskan “Kepada Tuhan, Yerusalem”, petugas kantor pos akan mengirimkan surat ke alamat itu. Namun bukan ke atas langit, cukup diletakkan di antara rekahan Tembok Ratapan atau Kotel dalam bahasa Ibrani. Ini merupakan tempat suci kaum Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsha, Yerusalem Timur.

Minggu, 17 Oktober 2010

Cerita Lucu Rohani

HOBY MAEN GITAR.......!!!
Jd anak 1 ini dy plg hobi musik,,
bru dia minta dibelikan gitar sm dia bapa yg pendeta..
Anak: bapa blikan sy gitar k..!!
Pace: saya belikan ko gitar,tapi gitar itu ko pake nyanyi lagu rohani saja
anak: oh iyo zdh,,yg pntg blikan z gitar
pace: ok,berani z dpt ko mnyanyi lgu2 rock atau pop..ko pux gitar z banting2..
Jadi dia pace pergi beli gitar k ini,,
jd dia pu ank snang smpe..!!
Jadi pas dlm kmar,,
anak ko dinyanyi lagu Poco2 k ini..
"malenggang pata2,,ngana pe goyang pica2,,"
trus dia bape dgr,,
baru dia bapa brtriak..!!
Iyo ko main truz,,
ko tnggu sdh z mw angkt ko pu gitar,bru z bnting2..!!
Jadi pas dia bapa mau jalan ke dia pu kmar,,
anak ko dia sambung lagu lgi,,
"YESUS PE BODI POCO2"..


Cerita Humor Rohani

SOPIR DAN PENDETA
Category: Cerita Alkitab
Pada suatu hari pendeta dan seorang supir bus meninggal dunia.
Oleh seorang malaikat si supir dimasukkan ke surga sedangkan si pendeta dimasukkan ke neraka. Si pendeta tidak terima,katanya:

"Saudara malaikat, kenapa si supir itu dimasukkan ke surga sedangkan saya dimasukkan ke neraka ?"

Si malaikat menjawab: "Pada waktu kamu masih hidup dan berkotbah banyak yang hadir (jemaat) tertidur, sedangkan pada waktu si supir hidup dan mengendarai busnya, semua penumpang berdoa agar tidak terjadi kecelakaan, jadi si supir banyak membuat orang ingat akan Tuhan"

 


INGIN JADI PENDETA
Category: Cerita Alkitab
Sepulang dari gereja di hari Minggu, seorang anak laki-laki tiba-tiba mengatakan pada ibunya, "Ma... kalau sudah besar aku mau jadi pendeta saja ah."

"Boleh saja, Nak," kata ibunya, "tapi mengapa kamu tiba-tiba ingin jadi pendeta?" lanjut ibunya pengin tahu karena anak itu biasanya sangat nakal.

"Begini, Ma," kata si anak, "biar bagaimanapun, aku kan tetap saja harus ke gereja tiap Minggu, jadi kupikir akan lebih menyenangkan kalau bisa berdiri di mimbar dan berteriak-teriak daripada harus duduk dengan tenang dan mendengarkan saja."

Kata-Kata Mutiara Rohani

TUHAN menguji imanmu dengan banyak perubahan, janji yang tertunda, masalah-masalah yang mustahil, doa yang tidak terjawab, kritik yang tidak layak kamu terima, dan bahkan tragedi yang tak masuk akal Biar kamu selalu SABAR.

Kesuksesan dapat dirumuskan dalam sebuah formula yang sangat sederhana, yaitu lakukanlah yang terbaik, maka percayalah orang lain pasti akan selalu menyukainya.

Orang sukses ialah orang yang mampu mengerjakan tugas dalam nuansa kehidupan dengan baik. Ia mencari yang terbaik dari orang lain, dan memberikan yang terbaik yang ia miliki.

Untuk meraih kesuksesan, kita harus menemukan sesuatu yang bisa menjadi pegangan hidup, sesuatu yang dapat memotivasi kita dan menjadi inspirasi kita, yakni: TUHAN YESUS.

Sikap Arif bijaksana adalah kemampuan seseorang memilih yang utama diantara yang terbaik. Karena itu hanya orang yang gemar melakukan yang terbaik yang bisa berbuat bijaksana.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk terhadap anda. Setitik kebaikan akan menghapus sejuta keburukan.

Cara memecahkan masalah adalah jangan memulai dengan mempersoalkan bagaimana masalah itu terjadi, tetapi mulailah dengan bagaimana masalah tersebut dapat terselesaikan.

Dengki akan memakan kebajikan, sebagaimana api yang membakar kayu. Sedangkan kebajikan bisa menghapus kesalahan, sebagaimana air yang memadamkan api.

Pelangi terlihat indah dipandang mata, karena terdiri dari aneka warna. Interaksi kehidupan akan terlihat indah jika beribu perbedaan pendapat dapat dipadukan.

Pemimpin yang baik tidak akan berusaha memerintah dengan menekan bawahannya. Pemimpin diakui karena kualitas kerjanya dan tindakan dalam menyelesaikan masalah.

Suatu lukisan menjadi mahal, karena lukisan itu memiliki arti yang kuat di dalamnya. Manusia akan berharga jika ia berarti bagi Tuhan, bagi diri sendiri dan bagi sesama.


Sebagai seorang anak yang dikasihi Bapa, belajarlah untuk menerima kekayaan-Nya melalui Doa.

Selidikilah segala kenikmatan-Nya, temukanlah bidang-bidang dan hal baru yang mengherankan, hampirilah Dia dengan keintiman yang semakin mesra.


Yang penting bukan seberapa besar masalah yang kau hadapi, tetapi seberapa besar imanku kepada Allah yang dahsyat, sebab selama aku memiliki iman, aku masih memiliki harapan, dan solusi kemenangan.

Harga diriku sangat tergantung pada penilaian Allah penciptaku, dan aku bersyukur sebab DIA menilaiku tinggi. Aku sudah ditebus dengan DARAH YESUS KRISTUS yang tak ternilai harganya.

Jangan puas hanya memiliki iman kecil dan pengalaman kecil dan melakukan perkara-perkara kecil, kalau kita percaya bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang besar BERSAMA YESUS KITA LAKUKAN PERKARA BESAR.

Tidak mustahil bagi ALLAH, keajabian adalah specialisNYA, jangan batasi imanmu untuk mempercayai dan mengalaminya.

Jangan biarkan situasi dan kondisi seburuk apaun membuatmu jadi pencundang, DIDALAM KRISTUS KTIA LEBIH DARI PEMENANG.

Meskipun krisis telah melemparkan aku ke titik yang paling rendah, namun hatiku sudah berada di puncak kemengan karena imanku, sebab mataku tertuju kepada TUHAN YESUS yang mati disalib dan bangkit dalam KEMULIAAN.

Jangan mati sebelum mati, Tuhan Yesus sanggup membuat hidupmu berarti dia menawarkan kemerdekaan dan hidup yang berkelimpahan. menghadapi krisis bersama Kristus menghasilkan kemenangan.

William Carey :
"Usahakan perkara-perkara besar bagi Allah, harapkan perkara-perkara besar dari Allah"

William Fuller :
"Seseorang bisa mati meninggalkan harta lebih dari satu juta dollar, tanpa membawa satu dollarpun dari yang lebih itu"

Jerry Goff :
"Selama mata bocor, kepala tidak akan baik"

David Livingstone :
"Dimanapun, asalkan itu menjadi maju"

F.B. Meyer :
"Anda tidak akan pernah menguji sumber-sumber Allah sebelum anda mengusahakan sesuatu yang mustahil".

Kesuksesan adalah hasil perpaduan kerja otak, kerja hati dan kerja keras (Edward Linggar).

Kemajuan dan kesuksesan mustahil dilakukan dan diraih tanpa perubahan. Dan mereka yang tidak mampu mengubah pemikirannya, maka mereka tidak akan mampu mengubah apapun (George Bernard Shaw).

Sabtu, 16 Oktober 2010

Kisah Seorang Pencuri

Penulis : Conan
Suatu ketika, tinggallah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu, terdiri dari orangtua, dan kedua anak laki-lakinya. Kekayaan mereka sangatlah berlimpah. Lumbung mereka, penuh dengan tumpukan padi dan gandum. Ladang mereka luas, lengkap dengan ratusan hewan ternak. Namun, pada suatu malam, ada pencuri yang datang ke lumbung mereka. Sebagian besar padi yang baru di tuai, lenyap tak berbekas. Tak ada yang tahu siapa pencuri itu. Kejadian itu terus berulang, hingga beberapa malam berikutnya. Akan tetapi, tak ada yang mampu menangkap pencurinya.
Sang tuan rumah tentu berang dengan hal ini. "Pencuri terkutuk!!, akan kuikat dia kalau sampai kutangkap dengan tanganku sendiri." Begitu teriak sang tuan rumah. "Aku akan menangkap sendiri, biar rasakan pembalasanku."
Kedua anaknya, mulai ikut bicara. "Ayah, biarlah kami saja yang menangkap pencuri itu. Kami sudah cukup mampu melawannya. Kami sudah cukup besar, tentu, pencuri-pencuri itu akan takluk di tangan kami. "Ijinkan kami menangkapnya Ayah!"
Tak disangka, sang Ayah berpendapat lain. "Jangan. Kalian masih muda dan belum berpengalaman. Kalian masih belum mampu melawan mereka. Lihat tangan kalian, masih tak cukup kuat untuk menahan pukulan. Ilmu silat kalian masih sedikit. Kalian lebih baik tinggal saja di rumah. Biar aku saja yang menangkap mereka." Mendengar perintah itu, kedua anaknya hanya mampu terdiam.
Penjagaan memang diperketat, namun, tetap saja keluarga itu kecurian. Sang Ayah masih saja belum mampu menangkap pencurinya. Malah, kini hewan ternak yang mulai di ambil. Ia sangat putus asa dengan hal ini. Dengan berat hati, di datangilah Kepala Desa untuk minta petunjuk tentang masalah yang dialaminya. Diceritakannya semua kejadian pencurian itu.
Kepala Desa mendengarkan dengan cermat. Ia hanya berkata, "Mengapa tak biarkan kedua anakmu yang menjaga lumbung? Mengapa kau biarkan semua keinginan mereka tak kau penuhi? Ketahuilah, wahai orang yang sombong, sesungguhnya, engkau adalah "pencuri" harapan-harapan anakmu itu. Engkau tak lebih baik dari pencuri-pencuri hartamu. Sebab, engkau tak hanya mencuri harta, tapi juga mencuri impian-impian, dan semua kemampuan anak-anakmu. Biarkan mereka yang menjaganya, dan kau cukup sebagai pengawas." Mendengar kata-kata itu, sang Ayah mulai sadar. Pada esok malam, diijinkanlah kedua anaknya untuk ikut menjaga lumbung. Dan tak berapa malam kemudian, ditangkaplah pencuri-pencuri itu, yang ternyata adalah penjaga lumbung mereka sendiri.
***
Teman, pernahkan Anda bertanya kepada anak kecil tentang cita-cita dan harapan mereka? Ya, bisa jadi kita akan mendapat beragam jawaban. Suatu ketika mereka akan menjadi pilot, dan ketika lain mereka memilih untuk menjadi dokter. Suatu saat mereka akan mengatakan ingin bisa terbang, dan saat lain berteriak ingin dapat berenang seperti ikan. Walaupun pada akhirnya kita tahu hanya ada satu jawaban kelak, namun, pantaskah jika kita melarang mereka semua untuk punya harapan dan impian?
Begitulah, seperti halnya dalam cerita diatas, ada banyak pencuri-pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita. Mereka, mencuri semua impian, dan merampas harapan-harapan yang kita lambungkan. Mereka, selalu menghadang setiap langkah kita untuk mencapai tujuan-tujuan hidup.
Bisa jadi, pencuri-pencuri itu bisa hadir dalam bentuk orangtua, teman, saudara, atau bahkan rekan kerja. Namun, yang sering terjadi adalah, kita sendirilah pencuri harapan dan impian itu. Kita sendirilah pencuri yang paling besar menghadang setiap langkah. Kita sering temukan dalam diri, perasaan takut, ragu, dan bimbang dalam melangkah.
Terlalu sering kita mendengarkan suara kecil yang mengatakan, "Saya tidak bisa, saya tidak mampu." Atau, sering kita berucap, "Sepertinya, saya tak akan mungkin mengatasinya." "jangan, jangan lakukan ini sekarang, lakukan ini nanti saja. Terus seperti itu. Kegagalan, sering kita jadikan peniadaan dalam melangkah.
Namun, teman, seringkali bisa keliru. Kegagalan, adalah sebuah cara Allah untuk menunjukkan kepada kita tentang arti kesungguhan. Kegagalan, adalah pertanda tentang sebuah usaha yang tak akan berakhir. Kegagalan, adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana meraih semua harapan yang terlewat.
Memang, tak ada kesuksesan yang diraih dalam semalam. Karena itu, yakinlah, dengan kesabaran kita akan dapat meraih semua harapan dan impian. Maka, yakinlah dengan semua impian kita. Jika kita mampu, dan nurani kita mengatakan setuju, jangan biarkan orang lain mencuri impian itu--terutama oleh diri kita sendiri.
Dan teman, jangan jadikan diri kita pencuri-pencuri impian orang lain. Yakinlah dengan itu semua, sebab Allah selalu akan bersama kita.

Kenapa Orang Kristen Susah Sekali Berdoa?

Penulis : Tise
Saya merasa tidak mengerti pada satu masalah yang ada di gereja selama bertahun-tahun selama beberapa waktu - dan itu sangat menarik perhatian saya. Masalah itu ialah : kenapa orang kristen susah sekali berdoa?
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa jawaban dari hidup ini ialah doa dan iman. Rasul Paulus menulis, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6). Paulus mengatakan pada kita, "Carilah Tuhan dalam setiap bidang di dalam hidupmu. Dan lebih dulu bersyukurlah pada-Nya karena Ia mendengarkanmu."
Maksud Paulus jelas : Selalu berdoa terlebih dahulu! Kita tidak berdoa sebagai usaha terakhir - pergi ke sahabat dulu, lalu ke pendeta atau konselor, dan akhirnya berlutut untuk berdoa sebagai usaha terakhir. Tidak - Yesus berkata pada kita, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Kita harus pergi pada Tuhan dulu - sebelum pergi pada yang lain!
Sangat menggetarkan hati waktu membaca surat yang dikirim ke pelayanan kami dari banyak orang Kristen yang mengalami kegagalan. Keluarga yang kacau, perceraian suami istri, orang yang berjalan dengan iman bersama dengan Kristus selama bertahun-tahun kini hidup dalam ketakutan dan kekalahan. Setiap orang ini dikalahkan oleh musuh - dosa, depresi, keduniawian, kepalsuan. Dan tahun demi tahun masalah mereka hanya kelihatan semakin parah.
Tetapi, yang mengejutkan saya ialah dari surat mereka sedikit sekali yang menyinggung tentang doa. Mereka mencari kaset, buku, konselor, menelpon acara-acara, macam-macam terapi - tetapi jarang untuk berdoa. Mereka mengalami kekuatiran, kegentaran, hidup di bawah awan gelap setiap hari, karena mereka tidak punya jawaban atas masalah mereka.
Kenapa orang Kristen dalam masa krisis sulit mencari Tuhan untuk kebutuhan mereka yang mendesak? Padahal Alkitab adalah kesaksian yang panjang tentang Tuhan yang mendengarkan seruan anak-anakNya dan menjawab mereka dengan kasih yang hangat :
"Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong." (Mazmur 34:16)
"Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya." (ayat 18)
"Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya." (1 Yoh 5:14-15)
" Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yak 5:16)
"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Mat 21:22)
"tetapi doa orang jujur dikenanNya." (Ams 15:8)
"tetapi doa orang benar didengarNya." (ayat 29)
"sudah berpaling mendengarkan doa orang-orang yang bulus, dan tidak memandang hina doa mereka." (Mazmur 102:18)
Dengarlah apa yang dikatakan Daud, "Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku." Daud berkata, "Aku telah membuktikan Engkau, Tuhan! Dalam semua cobaan, aku tidak berpaling pada siapa pun. Aku hanya mencari Engkau saja - dan Engkau mendengarkan aku, menjawab aku, dan memberiku kekuatan untuk peperangan yang kuhadapi!" "dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau, Aku menjawab engkau" (81:7)
Janji-janji dan kesaksian ini ialah bukti yang luar biasa akan pemeliharaan Tuhan. Dan begitu bermacam-macam dan banyaknya kesaksian semacam ini, saya tidak mengerti mengapa banyak orang Kristen tidak dapat melihatnya!
Tentang doa, Alkitab memberikan pada kita lebih besar daripada sekedar janji-janji. Alkitab memberikan juga peringatan tentang bahaya mengacuhkan doa. "bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu,." (Ibrani 2:3). Bahasa Yunani dari �menyia-nyiakan� di sini berarti memandang enteng, hal yang sepele.
Maksud dari ayat ini ialah hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan kita - dan doa tentu adalah salah satunya. Tuhan bertanya, "Bagaimana kamu bisa berharap untuk terlepas dari kehancuran dan kebinasaan pada masa kegelapan yang akan datang, kalau kamu tidak belajar berhubungan dengan Ku melalui doa? Bagaimana kamu akan mengenal suara Ku pada hari itu, jika kamu belum pernah mendengarnya dalam hatimu dalam ruang doamu?
Saya percaya Tuhan merasa sedih karena banyak dari umat-Nya yang mengabaikan doa hari-hari ini. Yeremia menulis, "Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya." Yeremia 2:32
Inilah pertanyaan saya yang besar - satu hal yang tidak bisa saya pahami : Bagaimana umat Tuhan - yang selalu diserang oleh kuasa neraka, menghadapi masalah dan cobaan dari berbagai sisi - tidak pernah mencari Tuhan minggu lepas minggu? Dan bagaimana mereka bisa mengaku mengasihi Nya dan percaya pada janji-janji Nya tapi tidak pernah mendekat kepadaNya?
Penulis kitab Ibrani memanggil kita untuk mendekatkan diri pada Tuhan
Ibrani 10 mempunyai janji yang luar biasa. Dikatakan bahwa pintu Tuhan selalu terbuka untuk kita, memberikan hubungan langsung dengan Bapa.
"Jadi saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." (Ibrani 10:19-22).
Pada ayat selanjutnya, kita diperingatkan bahwa hari Tuhan sedang mendekat dengan cepat. "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (ayat 25). Tuhan berkata, "Bahkan sekarang, pada saat kedatangan Kristus telah dekat, kamu harus mencari wajahKu. Inilah waktunya untuk pergi ke ruang doamu dan mengenalKu lebih dalam!"
Saya percaya kalau kita sedang melihat tanda-tanda yang merupakan bukti dari sistem perekonomian kita yang akan runtuh; kekerasan dan kejahatan sedang meningkat. Lingkungan kita menjadi brutal. Nabi palsu - "malaikat terang" - telah menipu banyak orang dengan ajaran-ajaran sesat. Dan kapan sajat dapat terjadi saatnya penganiayaan, yang akan membuat hati orang putus asa karena ketakutan. Tetapi, sebelum segalanya terjadi penulis kitab Ibrani berkata:
"Jangan biarkan kebenaran hilang dari padamu! Tetap bangun dan berjagalah. Kamu memiliki pintu terbuka ke hadapan hadirat Allah yang kudus - maka masuklah ke dalamNya dengan jaminan iman, supaya permohonanmu didengarNya. Darah Kristus telah membuat jalan bagimu - dan tidak ada suatupun berdiri di antara kamu dan Bapamu. Kamu mempunyai segala hak untuk masuk tempat maha kudus, menerima pertolongan yang kamu butuhkan!"
Pada saat kita memandang enteng korban Yesus - yang telah Ia berikan supaya kita mendapatkan apa yang kita butuhkan dari Bapa - kita telah melecehkan karunia Tuhan, menyulut kemurkaanNya.

Berdoa Sebagaimana Yang Tuhan Kehendaki

Yesus mengajar para murid untuk tidak berdoa seperti orang munafik, berdoa sedemikian rupa supaya dilihat orang dan untuk pujian manusia. Ia juga memperingatkan para murid untuk tidak berdoa seperti orang yang tidak mengenal Allah, yang berdoa dengan bertele-tele dan berpikir bahwa doa mereka akan didengar karena banyaknya kata-kata yang mereka ucapkan.
 
Yesus kemudian menyimpulkan dan memerintahkan agar para murid tidak menjadi seperti mereka—munafik dan tidak mengenal Allah—karena, Yesus berkata, “Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” Dari bagian Alkitab yang singkat di Mat. 6:5-8 kita belajar bahwa Yesus mengetahui bagaimana banyak orang salah mengerti tentang doa. 

Ia kemudian memerintahkan para muridNya untuk tidak berdoa seperti mereka berdoa. Pada saat yang sama, Yesus mengajar mereka pengertian yang benar tentang doa. Pertama-tama, doa haruslah dilakukan dengan kepekaan bahwa kita sedang berdiri di hadirat Allah, bukan manusia. Kedua, doa haruslah berakar kepada pengenalan yang benar akan Allah. 

Doa yang benar harus selalu berlandaskan iman yang benar, percaya bahwa Allah yang Mahatahu mengetahui dan mendengar bahkan suara-suara hati kita. Allah sanggup membedakan antara motivasi yang benar dan salah dalam doa. Jika Allah adalah Allah atas segenap hidup kita, jika Allah adalah Raja di atas segala raja dan pemilik segala sesuatu yang ada, maka di dalam inti setiap doa seharusnya ada sebuah kerinduan yang tulus, sebuah hasrat yang taat untuk menyesuaikan kehendak kita dengan kehendakNya, bukan sebaliknya.

Itu sebabnya, sebisa mungkin, kita berdoa dengan kesadaran bahwa kita sedang berdiri di hadapanNya dan berdoa dengan pengenalan yang Allah yang sepantasnya. Theologi dan spiritualitas hanya bisa dibedakan dengan kata-kata, tetapi tidak bisa dipisahkan dalam prakteknya.

Lantas bagaimana kita harus berdoa? Apa yang Yesus mau kita pelajari tentang doa ketika Ia mengajarkan “Doa Bapa Kami,” doa yang seharusnya menjadi panutan bagi doa-doa yang lain? 

“Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.” (Matius 6:9; TB)
Ketika kita berdoa kepada Allah sebagai “Bapa kami,” kita menempatkan diri kita sebagai anak-anakNya di hadapan tahta suciNya, dan dengan pertolongan Roh Kudus kita memohon kepadaNya untuk membangkitkan di dalam diri kita sikap hormat seorang anak dan percaya kepadaNya. “Bapa kami” juga berarti bahwa kita tidak seharusnya berdoa hanya sebagai individu-individu, tetapi sebagai sebuah komunitas anak-anak Allah; tidak berdoa demi ambisi pribadi yang egois, tetapi bagi kebutuhan orang lain juga, dan yang terutama, agar NamaNya dipermuliakan melalui hidup, kata-kata, dan segenap perbuatan kita. “Karena itu berdoalah demikian,” kata Yesus.

"Datanglah KerajaanMu, jadilah KehendakMu di bumi seperti di surga." (Matius 6:10; TB)
Allah mengajarkan kita untuk berdoa "Dikuduskanlah NamaMu." Bagaimana kita bisa menguduskan nama Allah dan membuat NamaNya dihormati dan dipuji oleh orang-orang di sekitar kita? Dengan membiarkan diri kita diperintah oleh Firman dan Roh KudusNya, semakin menundukkan diri kepadaNya. Orang akan melihat melalui hidup kita bahwa Kerajaan Allah hadir ketika Allah menjadi Raja atas hidup kita: keluarga, pekerjaan, perkataan, dan perbuatan kita. Untuk menghadirkan Kerajaan Allah, kita perlu berdoa agar Allah menolong kita menyangkal kehendak pribadi kita dan menaati kehendakNya. Semakin kita mengenal hidup yang sejati, semakin kita menyadari bahwa hidup yang diperintah oleh kehendak Allah adalah satu-satunya hidup yg layak dihidupi. Ini adalah rahasia hidup penuh sukacita dan bahagia yang sejati.

"Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Matius 6:11; TB)
Permohonan ini bukanlah basa-basi semata, namun sebuah permohonan yg tulus dan keyakinan iman bahwa kebutuhan jasmani kita hanya akan mendapatkan pemenuhan dari Allah, satu-satunya sumber dari segala sesuatu yg baik (Yak. 1:17). Di balik segala proses alami, transaksi ekonomi, dan mekanisme sosial yg kelihatan, kita mengaku bahwa tangan Allah yg tdk kelihatanlah yg menyediakan makanan kita sehari-hari. Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita (Rm. 8:29). Yesus mengajar kita utk meminta makanan "yang secukupnya," bukan untuk tahun-tahun mendatang, tapi utk hari ini. Allah menghendaki kita belajar bergantung kepadaNya dan meletakkan percaya kita kepadaNya di setiap hari dalam kehidupan kita, dan menarik rasa percaya kita kepada ciptaan-ciptaan yg lain, termasuk rasa percaya diri sendiri. Ia menghendaki kita meminta seporsi berkat yg cukup dan perlu untuk menopang kerinduan kita untuk memuliakan Dia dengan tubuh dan jiwa kita. Sudahkah kita mengucap syukur kepadaNya, yang telah memberi segala berkat yang kita terima?

"Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami." (Matius 6:12; TB)
Yesus mengajar kita berdoa untuk memohon pengampunan kepada Allah, mengakui segala kelemahan dan dosa yang kita pernah lakukan dan memohon kemurahanNya mengalahkan semua itu yang masih melekat pada kita. Kita menerima pengampunan tersebut hanya jika kita percaya dan bertobat, dan dibasuh oleh darah Kristus. Pengampunan ini, bersama dengan pembaruan batin oleh Roh Kudus, membawa perubahan radikal dalam hidup yang tidak bisa dikembalikan. Kita bisa melihat perubahan radikal ini dalam hidup kita melalui dampak-dampaknya. Tidak ada tanda anugerah Allah yang lebih meyakinkan daripada hati yang mengampuni, hati yang dipenuhi oleh anugerahNya. AnugerahNya memampukan kita mengampuni diri dan berdamai dengan masa lalu kita. Tidak hanya kita akan melihat diri kita secara berbeda, kita juga akan melihat orang lain secara berbeda, dan juga dimampukan untuk mengampuni mereka. Mintalah pengampunan Allah dan belajarlah mengampuni!

"Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat." (Matius 6:13a; TB)
Alkitab berkata bahwa Allah tidak mencobai siapapun, dan tiap orang dicobai dan tergoda oleh nafsunya sendiri (Yak. 1:13). Doa ini mengajarkan kita: (1) dengan jujur mengaku kepada Allah bahwa kita sangat mudah jatuh ke dalam dosa dan menjauh dari tugas kita memuliakan Dia; (2) menyadari kehidupan yang penuh penderitaan dan kejahatan ini; dan (3) menyatakan kuasa Allah Mahatinggi yang mengatasi segala yang jahat. Diri kita begitu lemah sehingga kita tidak bisa berdiri sendiri sedetikpun. Ketika kita dicobai oleh musuh-musuh kita (iblis, dunia berdosa, dan kedagingan kita), kita harus berdoa agar Ia memberi kekuatan untuk menghadapi pencobaan sehingga kita tidak berdosa dan menjauh dari Allah. Ingatlah bahwa iblis berkeliaran mencari mangsa untuk dimakan! (1Ptr. 5:6-11) Itu sebabnya kita perlu berdoa agar Allah membatasi si jahat dan membela kita dari kejahatan sekarang dan yang akan datang dengan membebaskan kita dari cengkeraman cakar-cakar mereka.

"Karena Engaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin." (Matius 6:13b; TB)
Bagian penutup Doa Bapa Kami mendorong kita untuk sekali lagi mengaku bahwa segala permintaan kita dalam doa didasari atas kepercayaan kita sepenuhnya akan Allah sebagai Raja, bahwa Ia memiliki segala kuasa untuk menjawab doa-doa kita, untuk memberi kepada kita segala yang baik, dan bahwa melalui semua permintaan kita, bukan kita, tapi biarlah Nama Allah yang kudus yang dipermuliakan. Sangatlah penting bagi kita untuk senantiasa mengingat akan Kerajaan Allah, kuasa, dan kemuliaanNya ketika berdoa, sehingga kita bisa berdoa secara efektif tanpa terlarut dalam kata-kata manusia yang sia-sia belaka. Marilah berdoa bukan untuk keinginan atau agenda pribadi kita, tetapi mari memanjatkan doa-doa yang menyenangkan Allah, sbgmn yg Yesus ajarkan kpd kita. Biarlah kata-kata Tuhan kita Yesus Kristus dalam doa ini mengajar kita dan menanamkan kerinduan untuk berdoa dengan sungguh-sungguh.


"Lagipula, berdoa adalah mengarahkan pikiran kepada Allah, dan sebuah percakapan denganNya yang tak tertandingi oleh apapun yang sanggup membakar hati manusia dengan hasrat surgawi dan dengan penuh kuasa mengubah pikiran sesuai dengan kehendak Allah." (The Tetrapolitan Confession (1530), Ch. VII) — Yuzo Adhinarta

Seperti Kami Juga Mengampuni

Pada doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan, ”Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Dalam terjemahan bahasa Inggris, terdapat dua varian besar. Pada varian pertama, bagian tersebut diterjemahkan dengan, ”Seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (= ”as we forgive our debtors”). Sedang varian kedua berbunyi, ”Seperti kami juga sudah mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (= ”as we also have forgiven our debtors").

Tak ada perbedaan mendasar antara keduanya. Mereka sama-sama hendak menekankan bahwa ada hubungan yang tak terpisahkan antara ”diampuni” dan ”mengampuni”. Karena itu, anjuran saya adalah inti pengertian inilah yang harus lebih kita perhatikan. Jangan mengasyikkan diri dalam perdebatan mendetil mengenai hal-hal yang relatif remeh, dan yang tidak punya kaitan langsung dengan kehidupan kita.

Etika Kristen memang selalu menekankan hubungan antar manusia yang seimbang, yang adil (= fair) dan yang timbal balik. Anda ingin dihormati orang lain? Hormatilah orang lain! Anda minta dilayani? Jadilah pelayan! Begitu pula bila Anda mengharapkan pengampunan. Tiket yang mesti Anda bayar adalah, tiket kesediaan untuk mengampuni.

Hukum timbal-balik ini berlaku bagi semua orang dari semua tingkatan. Bagi yang berkedudukan ”tinggi” maupun yang ”rendah”. Yang lebih ”tinggi” hanya dapat menuntut ketaatan dan kesetiaan yang di ”bawah”, apabila ia juga menunjukkan rasa hormat serta perhatian kepada yang ”rendah”. Keadilan Kristen tidak menghapuskan perbedaan, tetapi sangat menentang penindasan dan kesewenang-wenangan. Menuntut pengampunan tapi emoh mengampuni, adalah kesemena-menaan.

Persoalan yang lain adalah bagaimana seyogyanya menafsirkan kata ”seperti”, dalam ”seperti kami juga mengampuni…”. Apakah kata tersebut lebih baik dimengerti dalam arti ”proporsi”? Yaitu bahwa Tuhan akan mengampuni kita, ”sebanding” atau ”setara” atau ”dalam proporsi yang sama” dengan kesediaan kita mengampuni orang lain?

Jadi kalau kita bersedia mengampuni, tapi dengan menengok-nengok ”siapa”-nya (”Oke, saya bersedia memaafkan, asal jangan si Badar! Sudah terlalu sering ia menyakiti hati”), atau dengan menimbang-nimbang ”apa” nya (”Kesalahannya sudah keterlaluan, bagaimana mungkin saya maafkan?!); maka Tuhan pun akan bersikap begitu terhadap kita.

Ataukah, kata itu seyogyanya kita artikan sebagai ”sama dengan” atau ”sejajar dengan” atau ”analog dengan”? Sehingga doa kita menjadi, ”Ampunilah kami, dengan cara yang sama seperti cara kami mengampuni orang lain”?

Artinya, kalau kita—seperti yang sering kita lakukan—mengampuni dengan setengah hati, atau dengan tidak tuntas, karena tetap menyimpan kesalahan-kesalahan orang lain itu dalam hati maupun ingatan kita, maka pengampunan dengan kualitas seperti itu pula yang maksimal dapat kita harapkan dari Tuhan. Yaitu ”pengampunan formal” (= mulut memaafkan, tapi hati tetap panas menanti saat pembalasan). Atau ”pengampunan sementara” (= sekarang memaafkan, tapi siap untuk mengungkit-ungkitnya kembali kemudian). Kesalahan-kesalahan orang cuma disimpan di ”gudang”, tidak dibuang jauh-jauh ke ”pelimbahan”.

Mengenai adanya dua versi penafsiran ini pun, saya anjurkan agar kita tidak terjebak pada hal-hal yang ”jelimet”, dengan risiko kehilangan pandangan kepada hal-hal yang lebih pokok, lebih besar, dan lebih mendasar. Dalam hubungan ini, versi Lukas—lebih dari versi Matius—dapat menolong kita melepaskan diri dari ambiguitas.

Menurut penuturan Lukas, doa kita berbunyi, ”Ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami” (Lukas 11:4). Kita tidak berhak memohon pengampunan kepada Tuhan, sebelum kita mengampuni orang lain. Karenanya, doa ini sekaligus juga harus merupakan laporan dan pertanggungjawaban kepada Tuhan. ”Lapor! Perintah mengampuni sudah dilaksanakan! Sekarang, mohon pengampunan. Laporan selesai!”

Bagian ini kita mengerti lebih mendalam, dengan membacanya dalam terang beberapa ayat Alkitab yang lain. Misalnya, Matius 6:14-15, yang memuat perkataan Yesus, ”Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Apa artinya? Artinya ialah, ada saling keterkaitan yang amat erat antara ”pengampunan manusia” dan ”pengampunan Allah”. Ada hubungan ”sebab-akibat” antara ”kesediaan kita mengampuni” dan ”kesediaan-Nya mengampuni”. Orang-orang yang tidak pengampun, adalah orang-orang yang dengan sengaja menutup pintu pengampunan bagi dirinya sendiri. Mengerikan sekali, bukan?

Karena begitu mudahnya minta pengampunan, tetapi begitu sulitnya mengampuni, maka kata Chrysostomus, banyak orang dengan sengaja memotong dan membuang bagian kedua doa ini. Aneh kedengarannya, bukan? Tapi marilah kita meneliti kembali doa-doa kita. Apakah dengan sadar atau tidak sadar, kita tidak melakukan hal yang sama? Hanya mau pengampunan-Nya, tanpa mau mengampuni?

Bila Anda lakukan ini, Anda sungguh melakukan kealahan besar! Sebab Perjanjian Baru begitu sarat dengan penekanan, bahwa ada inter-relasi yang tak terputuskan antara ”pengampunan manusia” dan ”pengampunan Allah”. Bahwa hanya mereka yang murah hati, akan memperoleh kemurahan Allah (Matius 5:7). Atau bahwa ”Penghakiman yang tak berbelas-kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas-kasihan” (Yakobus 2:13).

Bila persyaratan untuk masuk ke SMU adalah memiliki ijazah SLTP, maka persyaratan yang tak dapat ditawar-tawar untuk menerima pengampunan, adalah memiliki roh pengampunan. Beberapa ribu tahun yang lalu, Gregorius dari Nyssa telah mengatakan, bahwa ini tidak mungkin lain. Mengapa? Sebab dua hal yang secara hakiki bertolak-belakang, tak mungkin berdampingan dengan serasi.

”Mustahillah seorang fasik berakrab-akrab dengan seorang saleh, atau pikiran yang kotor bercampur dengan pikiran yang bersih. Karena itu mustahil pula dendam bersanding dengan pengampunan, dan seorang yang pikirannya dibakar benci menghampiri takhta Allah yang maha suci”. Dengan perkataan lain, ada tembok pembatas yang mutlak antara Allah dan orang yang tidak pengampun. Tidak mau mengampuni berarti menolak pengampunan-Nya.

Martin Luther menghubungkan sikap tidak pengampun dengan kata-kata pemazmur mengenai orang fasik, ”Biarlah doanya menjadi dosa” (Mazmur 109:7). Mengapa? Sebab berdoa dengan mulut memuji-muji Tuhan, tapi dengan hati yang sesak oleh amarah yang tertahan, dan rasa dendam yang tak terlampiaskan, adalah dosa.

William Barclay bercerita tentang pengalaman Robert Louis Stevenson, yang mempunyai kebiasaan melakukan ibadah keluarga setiap hari, di mana doa Bapa Kami diucapkan bersama-sama. Pada suatu ketika, di tengah-tengah doa, Robert berdiri dan bergegas meninggalkan ruangan. Istrinya, menyangka suaminya sakit mendadak, segera bangkit menyusulnya. ”Ada apa? Sakitkah engkau?”, tanya sang istri. ”Tidak”, jawab Robert, ”Aku cuma merasa tidak pantas berdoa dengan doa Bapa Kami, khususnya hari ini. Aku belum bisa memaafkan Sam.”

Bila kita seserius dia, wah, saya khawatir apakah ada di antara kita yang ”pantas” dan ”memenuhi syarat” untuk menaikkan doa Bapa Kami? Tapi pantas atau tidak pantas, kita tak punya pilihan lain.
Konon, pada suatu ketika Jenderal Oglethorpe dengan ketegasan militernya berkata kepada John Wesley, ”Aku tidak pernah mengampuni! Tidak akan!”. John Wesley menjawab, ”Bila demikian, Jenderal, saya cuma berharap Anda juga tidak pernah berdosa!” Tepat dan telak betul jawaban ini, bukan?

Berbicara dengan bahasa dagang, mengampuni dapat dianalogikan dengan memberi "persekot” atau "uang muka". Anda membayar sekarang, untuk memperoleh hasilnya kemudian. Anda harus mengampuninya sekarang, sebab siapa tahu Anda membutuhkan pengampunannya kemudian. Sedang tidak mau mengampuni? Ia dapat dianalogikan dengan membuang sampah ke dalam got. Kemudian gigit jari karena harus memungut banjir, ketika musim penghujan datang.

Apa yang dikatakan oleh Gregorius dari Nyssa berikut ini, mungkin terdengar agak keterlaluan. Namun ia toh berhasil memperlihatkan keistimewaan doa yang tengah kita bahas ini. Doa yang sepintas lalu kelihatan ”tidak ada apa-apanya” ini, kata Gregorius, adalah satu-satunya doa, di mana melaluinya, ”kita mengundang Allah untuk meniru/mencontoh kita!”

”Ampunilah kami, seperti kami mengampuni.” Allah meniru kita? Astaga, benarkah yang dikatakan Gregorius itu? Tentu tidak seluruhnya benar. Sebab dalam hal pengampunani—bahkan dalam segala hali—kitalah yang mesti mencontoh dan meniru Allah. ”Hendaklah kamu saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Efesus 4:32). Tapi yang paling penting dan paling benar dari semuanya adalah, bahwa Allah hanya berkenan mengampuni orang-orang yang pengampun! (Eka Darmaputera/SH)

Kasih Yang Mengampuni

Mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita memang bukan perkara mudah, apalagi orang tersebut adalah orang yang sangat kita kasihi. Namun, justru di situlah sebenarnya kasih itu diuji kemurniannya. Kisah berikut ini adalah sebuah contoh tentang kasih yang mengampuni.
Edith Taylor telah menikah dengan Carl puluhan tahun lamanya. Mereka saling mengasihi dan selalu rajin beribadah ke gereja bersama. Suatu hari perusahaan tempat Carl bekerja memerlukan Carl untuk dikirim ke Jepang untuk waktu yang cukup lama, namun Edith tidak dapat ikut pergi.

Karena terpisah jarak yang sangat jauh, mereka berkomunikasi lewat surat. Pada awalnya, surat mereka diterima dan dibalas dengan cepat, tetapi makin lama, surat dari Carl semakin jarang datang. Edith berpikir mungkin Carl sedang sibuk sehingga tak ada waktu mengirim surat untuknya. Hingga suatu hari datanglah sepucuk surat dari Carl, namun isi surat itu begitu mengejutkan Edith. Carl mengajukan permohonan cerai karena ia jatuh cinta pada seorang gadis Jepang bernama Aiko.

Walaupun hatinya hancur karena dikhianati, Edith tetap mengasihi Carl. Ketika anak dari pernikahan Carl dan Aiko lahir, Edith bahkan mengirimkan hadiah untuk anak itu. Setelah sekian lama, bertahun-tahun kemudian, Carl mengirimkan sepucuk surat kembali yang mengatakan ia terkena kanker ganas dan kuatir akan masa depan anaknya. Dan tak lama sesudah itu, Carl meninggal dunia karena sakitnya yang parah.

Edith yang mengasihi Carl, sangat mengingat pesan Carl dalam surat terakhirnya dan memutuskan untuk mendatangkan kedua anak Carl ke Amerika dan menyekolahkannya. Tidak cukup hanya itu, Edith juga mendatangkan Aiko. Mereka pun kemudian tinggal bersama dan Edith yang menghidupi mereka.

Apakah ini sebuah dongeng? Tidak! Ini adalah kisah nyata. Edith adalah seorang wanita yang sangat berjiwa besar. Apakah mudah bagi Edith untuk mengampuni suaminya yang telah mengkhianatinya? Tentu saja tidak mudah. Sakit hati yang luar biasa dan perlu proses pergumulan yang hebat dalam hatinya. Namun Edith memilih untuk mengampuni karena itu akan melepaskan dirinya dari belenggu yang hanya akan menyiksa dirinya sendiri.

Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, "Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15).

Pengampunan akan menolong diri kita sendiri karena orang yang hidup dalam sakit hati tidak akan pernah tenang dan bahagia. Cara untuk terlepas dari sakit hati adalah dengan melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah pada kita. Dan cara untuk mengampuni adalah lakukan saja perintah Tuhan dan jangan menggunakan perasaan. Jika kita menggunakan perasaan, mengampuni memang sulit. (NS)

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13)

Mengapa Sulit Mengucap Syukur ?

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depanruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi Penerimaan. Di sini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".
Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.
Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Di sini kemuliaan dan berkat yangdiminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya". Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Adabanyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.
Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangatkecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk di sana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikat-ku pelan. Dia tampak malu. "Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku. "Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih". "Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?", tanyaku. "Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata, "Terima kasih, Tuhan".
"Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku. Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini."
"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia."
"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu."
Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini."
"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat, maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".
"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang."
"Jika engkau masih bisa mencintai ... maka engkau termasuk orang yang besar, karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun."
"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan."
"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima berkat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa engkau lebih diberkati dari pada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".
Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa. diberkatinya kita semua. 
"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu ."